Gate

Gate adalah celah sempit tempat masuknya material plastik yang sudah di lelehkan kedalam rongga produk pada mold. Sebelum mencapai gate material tersebut akan melewari sprubush dan runner sebagai pengarah aliran material.
Posisi dan ukuran gate sangat berpengaruh terhadap hasil akhir dari produk yang akan di cetak/buat. Mulai dari appearance produk karena posisi gate tidak boleh terlihat dari luar produk, pengisian produk yang tidak sempurna serta second process setelah produk tersebut dicetak.
Beragam bentuk gate dapat dilihat dari gambar-gambar di bawah ini. Bentuk-bentuk tersebut adalah yang paling sering di jumpai di proses molding. Bentuk-bentuk gate juga berpengaruh terhadap konturksi molding itu sendiri.
  1. Direct Gate : Artinya gate ini dari spurbush akan langsung menuju produk tanpa melewati runner. Biasanya di pakai untuk produk yang besar dan tidak banyak perpengaruh terhadap apperance yg di timbulkan akibat penggunaan jenis gate tersebut. Jenis ini memerlukan penanganan lanjutan yaitu memotong gate dari produk.
    Direct Gate
    Direct Gate
  2. Side Gate : Biasanya ada pada sisi produk, jenis ini juga memerlukan penanganan lanjutan pada produk seperti memotong gate dan merapihkan hasil potongan (jika di perlukan). Janis ini yg paling baik dan mudah penanganannya.
    Side gate
    Side Gate
  3. Pin Point Gate : Bentuknya berupa point-point pada produk, sering terhadap lebih dari 1 point dalah 1 produk. Bentuk ini tidak memerlukan penanganan lanjutan karena runner dan produk akan langsung terpisah.
    Pin Point Gate
    Pin Point Gate
  4. Tunel Gate /  Submarine Gate : Tipe seperti side gate tetapi ujungnya sama seerpti pinpoint gate. Tidak memerlukan penanganan lanjutan tetapi aliran material di dalam produk kurang bagus.
    Tunel gate
    Tunel gate
Masih beragam jenis gate yang digunakan dengan tujuan tertentu atau ada juga gabungan dari dua jenis gate yang umum di pakai. 

Part Mold 2 Plate

Sebagai sebuah kontruksi, tentunya terdapat banyak part-part yang tersusun di dalamnya. Part-part tersebut memiliki nama dan fungsi masing-masing, untuk menunjang mekanisme kerja sebuah kontruksi molding.
Berikut adalah part-part standart yang di gunakan dalam mold 2 plate adalah sebagai berikut. part-part tersebut ada yang dapat di beli (langsung di gunakan) atau harus di buat sendiri berdasarkan pesanan dari design mold.
Part-part mold 2 plate
Part-part mold 2 plate

1. Adaptor Plate - 1 (Top Plate / Fix Clamping Plate)
Berfungsi untuk mengikatkan (menempelkan) mold dengan Machine Stationary Plate.

2. Mold Stationary (Plate A / Cavity Plate)
Untuk membuat product pada sisi cavity atau tempat menaruh Cavity Insert

3. Mold Move (Plate B / Core Plate)
Untuk membuat produk dari sisi core atau menaruh Core Insert.

4. Ejector Plate - 1 (Ejector Plate)
Digunakan untuk menaruh ejector-ejector pin, ejector angular dan return pin.

5. Ejector Plate - 2 (Ejector Retainer Plate)
Untuk menahan / mengikat ejector-ejector supara tidak lepas, dan plat ini yang akan di dorong oleh ejector rod pada machine injection.

6. Spacer Block
Membererikan jarak pada pada saat ejector bergerak maju dan mundur, atau stroke untuk mengeluarkan produk dari molding.

7. Adaptor Plate - 2 (Bottom Plate / Moveable Calmping Plate)
Berfungsi untuk mengikatkan (menempelkan) mold dengan Machine Moveable Plate.

8. Cavity (Insert Cavity)
Part empat sebagian produk pada sisi cavity berada, biasanya posisi terluar yang paling bagus permukaannya berada disini.

9. Core (Insert Core)
Part tempat sebagian produk pada sisi core, biasanya posisi dalam dari produk yang tidak terlihar, seperti rib, bushing atau locking dll

10. Guide Pin
Meng-guide Core dan Cavity supaya posisinya tidak bergeser.

11.  Bushing Guide Pin
Meng-guide Core dan Cavity supaya posisinya tidak bergeser. 

12. Return Pin
Mengembalikan posisi ejector plate ke posisi nol (semula). Biasanya berjumlah 4 buah dan simetris.

13. Spring
Berfungsi untuk membantu mengenbalikan posisi ejector plate pada posisi semula.

14. Locating Ring
Berguna untun meluruskan antara mold dengan nozzle dari mesin injection

15. Sprubush
Tempat lewatnya material plastik yang berasal dari nozzle yang di sebut runner.

16. Ejector Pin
Untuk mengeluarkan produk dari dalam core atau molding dan mudah di ambil (oleh operator, robot atau di jatuhkan)

17. Ejector Rod
Untuk mendorong ejector plate saat mengeluarkan (ejecting) produk yang di dorong oleh rod dari mesin injection.

18. Niplle
Tempat masuk dan keluarnya cairan pendingin berupa air atau oli (jarang sekali)

19. O-ring Cavity
Sebagai skat antara lubang cooling Cavitydan Mold Stationary  supaya air tidak bocor.

20. Baffle
Pembatas jalur cooling jika menggukana cooling system tank.

21. O-ring Core
Sebagai skat antara lubang cooling Core dan  Mold Move supaya air tidak bocor.

22. Stoper Ring
Sebagai pembatas ejector retainer dan adaptor plate-2 atau membantu saat adjusment ejector pin.

Terlihat pada produk gate/runner masih menempel pada produk, sehingga di perlukan prosess ke dua yaitu pemotongan gate (sebaiknya pada saat part baru keluar dari mold/ mesin injection)

Shrinkage

Shrinkage pada plastik adalah nilai penyusutan yang terjadi pada material setelah di masukkan kedalam mold. Sebelum mendesign cavity dan core produk ditambahkan dengan shrinkage material pembuat produk tersebut. sehingga saat prosess injection molding dan terjadi penyusutan produk akan kembali kebentuk/dimensi yang diinginkan.
Nilai shrinkage pada material plastik biasanya di tuliskan dalam persen. Nilai shrinkage memiliki range yang berbeda-beda dari setiap mareial plastik. Ada yang memiliki nilai penyusutan besar ada pula yang memiliki nilai penyurutan yg kecil.
Mengapa perlu ditambahkan nilai shrinkage, karena saat di masukkan kedalam mold material plastik dalam keadaan panas dengan temperatur tertentu, hingga pada dasarnya sesuatu yang di panaskan akan memuai, sehingga saat pendinginan akan terjadi penyusutan kembali, yang di harapkan kembali keposisi semula.
Shrinkage Plastic
Shrinkage
Jika nilai shrinkage adalah A dan ukuran pembuat molding adalah Lo atau To dan volume penyusutan adalah Delta L dan Delta T maka:

Delta L = A x Lo
Delta T = A x To

Besar kecilnya nilai shrinkage biasanya di tentukan oleh banyak faktor baik faktor dari materialnya maupun dari faktor produk, cetakannya (mold) atau saat prosess injection molding. Biasanya produsen memberikan range (jarak) tertentu besaran nilai shrinkage plastik.
Dibandingkan dengan plastik non kristal, plastik kristal memiliki rasio penyusutan yang besar dan fluktuasi perubahannya pun besar. Rasio penyusutan plastik kristal yang besar dikarenakan penyusutan perubahan bentuk yang besar dan penurunan volume perbandingan yang besar saat berubah bentuk dari cair ke bentuk padat adalah faktor penyebabnya.
Kemudian, plastik yang mengandung filter seperti fiber glass memiliki nilai shrinkage yang kecil, sehingga fluktuasi perubahannya kecil dan cocok untuk penggunaan poduk dengan tingkat ke presisian yang tinggi.
Shrinkage biasanya mengarah kecenter dari produk atau mengarah ke center grafity produk tetapi terkadang tidak jarang juga tidak sesuai dengan teori yang ada pada beberapa jenis material seperti POM.
Berikut adalah tabel beberapa nilai shrinkage material plastik yang umum dipakai.

MaterialShrinkage (%)
PS (Polystyrene)04 - 0.7
ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene)0.4 - 0.9
PP (Polypropylene)1.0 - 2.5
PC (Polycarbonate)0.5 - 0.7
POM (Polyoxymethylene Polyformsldehyde)2 - 2.5)
PBT (Poly Butyrene Terephthalate)1.5 - 2.0
PET (Polyethylene Terephthalate)2 - 2.5
LDPE (Low Density Polypropylene)1.5 - 5.0
PA (Polyamide)0.5 - 1.5

Sebaiknya untuk urusan nilai srinkage ini sebaiknya ditanyakan langsung kepada makernya dan desing produk.nya, karena nilai shrinkage akan berbeda-beda tergantung dari makernya itu sendiri. Atau mungkin janis material tersebut sudah mendapatkan perlakuan khusus oleh maker material terebut.

Part Mold Pin Point Gate

Part-part yang di gunakan untuk membuat mold pin point gate atau 3 plate jumlahnya lebih banyak di banding dengan mold 2 plate, karena kontruksi dan mekasime kerjanya berbeda jadi ada beberapa tambahan part yang harus di buat atau dibeli, susunan plate pada pin point gate dapat dilihat disini. Perbedaan ada pada part mold stationari ke bawah hingga adaptor plate 1 untuk mold move ke bawah sama seperti mold 2 plate.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat pada gambar di bawah ini.
Part Mold Pin Point Gate
Part Mold Pin Point Gate

Berikut penjelasan part-part yang di gunakan pada mold pin point gate.

1. Adaptor Plate - 1 (Top Plate / Fix Clamping Plate)
Berfungsi untuk mengikatkan (menempelkan) mold dengan Machine Stationary Plate.

2.  Striper Runner (Runner Plate)
Berfungsi untuk mendorong keluar runner dari moldbase.

3. Mold Stationary (Plate A / Cavity Plate)
Untuk membuat product pada sisi cavity atau tempat menaruh Cavity Insert

4. Mold Move (Plate B / Core Plate)
Untuk membuat produk dari sisi core atau menaruh Core Insert.

5. Ejector Plate - 1 (Ejector Plate)
Digunakan untuk menaruh ejector-ejector pin, ejector angular dan return pin.

6. Ejector Plate - 2 (Ejector Retainer Plate)
Untuk menahan / mengikat ejector-ejector supara tidak lepas, dan plat ini yang akan di dorong oleh ejector rod pada machine injection.

7. Spacer Block
Membererikan jarak pada pada saat ejector bergerak maju dan mundur, atau stroke untuk mengeluarkan produk dari molding.

8. Adaptor Plate - 2 (Bottom Plate / Moveable Calmping Plate)
Berfungsi untuk mengikatkan (menempelkan) mold dengan Machine Moveable Plate.

9. Cavity (Insert Cavity)
Part empat sebagian produk pada sisi cavity berada, biasanya posisi terluar yang paling bagus permukaannya berada disini.

10. Core (Insert Core)
Part tempat sebagian produk pada sisi core, biasanya posisi dalam dari produk yang tidak terlihar, seperti rib, bushing atau locking dll.

11. Locating Ring
Berguna untun meluruskan antara mold dengan nozzle dari mesin injection

12. Sprubush
Tempat lewatnya material plastik yang berasal dari nozzle yang di sebut runner.

13. Ejector Rod
Untuk mendorong ejector plate saat mengeluarkan (ejecting) produk yang di dorong oleh rod dari mesin injection.

14. Guide Pin
Meng-guide Core dan Cavity supaya posisinya tidak bergeser.

15. Support Pin
Pin sebagai penahan dan pengarah Striper Plate dan Mold Stationary

16. Collar
Sebagai pengaman dan stoper saat pergerakan mold stationary.

17.  Bushing Guide Pin dan Support Pin
Meng-guide Core dan Cavity supaya posisinya tidak bergeser.

18. Bushing Runner Plate
Meng-guide runner plate supaya posisinya tidak bergeser.

19. Return Pin
Mengembalikan posisi ejector plate ke posisi nol (semula). Biasanya berjumlah 4 buah dan simetris.

20. Ejector Pin
Untuk mengeluarkan produk dari dalam core atau molding dan mudah di ambil (oleh operator, robot atau di jatuhkan)

21. Runner
Jalan masuknya material plastik yang di injeksikan kedalam cavity/core. Runner pada mold pin point gate langsung terlepas dari produk, sehingga tidak perlu proses pemotongan gate.

22. Produk
Produk yang di hasiklan dari prosess injection molding, dan siap digunakan.

23. Puller Bolt
Sebagai pembatas jarak antara mold stationary dan runner plate (ruang untuk membuang runner).

24. Striper Bolt
Sebagai pembawa runner plate supara runner dapat terelepas dari runner lock pin dan jatuh.

25. Spring pada return pin.
Berfungsi untuk membantu mengenbalikan posisi ejector plate pada posisi semula.

26. Spring pada puller bolt.
Untuk memutuskan gate supaya terpisah dari produk, dan membantu awal pembukaan mold stationery.

27. Stoper Ring
Sebagai pembatas ejector retainer dan adaptor plate-2 atau membantu saat adjusment ejector pin.

28. O-ring
Sebagai skat antara lubang cooling cavity / core dan mold stationary / mold move  supaya air tidak bocor.

29. Baffle
Pembatas jalur cooling jika menggukana cooling system tank.

30. Niplle
Tempat masuk dan keluarnya cairan pendingin berupa air atau oli (jarang sekali)

Struktur Moldbase 3 Plate

Pada dasarnya pemilihan plate untuk moldbase 3 plate dan moldbase 2 plate itu sama. Jadi akan di informasikan fungsi-fungsi dan susunan dari plate-plate yang membuat struktur moldbase 3 palte.

Kontruksi moldbase 3 plate ini ada 2 model, model 3 plate ( dengan 4 set support pin) dan model pin point gate (dengan 4 set support pin dan 4 set guide pin), seperti pula itu biasanya saya menyebutnya.
Untuk molbase 3 plate terdapat 4 variant dan untuk molbase pin point gate terdapat 8 variant.
Pin Point Gate
Pin Point Gate
Berikut akan diinformasikan fungsi dari masing-masing plate pada moldbase Pin Point Gate, yang hampir sama dengan fungsi plate pada molbase 2 plate.

1. Adaptor Plate - 1 (Top Plate / Fix Clamping Plate)
Berfungsi untuk mengikatkan (menempelkan) mold dengan Machine Stationary Plate.

2.  Striper Runner (Runner Plate)
Berfungsi untuk mendorong keluar runner dari moldbase.

3. Mold Stationary (Plate A / Cavity Plate)
Untuk membuat product pada sisi cavity atau tempat menaruh Cavity Insert

4. Stripper Plate
Berfungsi untuk menaruh sebagian sisi produk atau membantu mengeluarkan produk dari molding.

5. Mold Move (Plate B / Core Plate)
Untuk membuat produk dari sisi core atau menaruh Core Insert. 

6. Presure Plate (Support Plate / Core Back-Up Plate)
Berfungsi untuk nemahan presure yang terjadi saat process injection atau menahan Core Insert.

7. Spacer Block
Membererikan jarak pada pada saat ejector bergerak maju dan mundur, atau stroke untuk mengeluarkan produk dari molding.

8. Ejector Plate - 1 (Ejector Plate)
Digunakan untuk menaruh ejector-ejector pin, ejector angular dan return pin.

9. Ejector Plate - 2 (Ejector Retainer Plate)
Untuk menahan / mengikat ejector-ejector supara tidak lepas, dan plat ini yang akan di dorong oleh ejector rod pada machine injection.

10. Adaptor Plate - 2 (Bottom Plate / Moveable Calmping Plate)
Berfungsi untuk mengikatkan (menempelkan) mold dengan Machine Moveable Plate.

11. Support Pin
Pin sebagai penahan dan pengarah Striper Plate dan Mold Stationary

12.  Bushing Guide Pin
Meng-guide Core dan Cavity supaya posisinya tidak bergeser.

13. Bushing Runner Plate
Meng-guide striper runer palte supaya posisinya tidak bergeser.

14. Guide Pin
Meng-guide Core dan Cavity supaya posisinya tidak bergeser.

15. Return Pin
Mengembalikan posisi ejector plate ke posisi nol (semula). Biasanya berjumlah 4 buah dan simetris.

Moldbase 3 plate
Moldbase 3 plate
Strukturnya hanya di bedakan oleh guide pin untuk mengarahkan Mold Stationary dan Mold Moveable. Untuk fungsi dan namanya semua sama dengan moldbase pin point gate.
Pin Point Gate Variant
Pin Point Gate Variant

3 Plate Variant
3 Plate Variant

Kontruksi Mold

Banyak type kontruksi mold yang digunakan untuk mencetak produk supaya sesuai dengan kamauan para perancang produk. Sehingga untuk produk tertentu harus dilakukan penangan khusus pada mold supaya produk tersebut terbentuk. Ada yang berdasarkan pada penanganan bentuk produk itu sendiri, posisi gate, jumlah produksi atau berdasarkan penanganan saat produk di keluarkan dari cetakan (mold).

Secara mendasar dan umum type kontruksi mold dibagi atas 2 yang teratas, tipe-tipe lainnya adalah turunan atau pengembangan dari ke dua model tersebut.
  1. Mold Two Plates
  2. Mold Three Plates

1. Two Plate
PL (Parting Line) mold hanya terdapat 1 PL saja, mold terbagi atas 2 bagian yaitu Cavity Plate dan Core Plate atau disebut juga Mold Stationary dan Mold Move atau di sebut juga Plat A dan Plate B.
Two Plates
Two Plate


2. Three Plate
PL (Parting Line) mold terdapat 2 PL, 1 sisi parting line pada runner plate dan 1 sisi pada Cavity Plate dan Core Plate atau disebut juga Mold Stationary dan Mold Move atau di sebut juga Plat A dan Plate B. Sering juga di sebut Pin Point Gate.
3 plate
3 Plate / Pin Point Gate
Selanjutnya terdapat contoh type kontruksi molding dari pengembangan karena kebutuhan dari produk atau kebutuhan pada saat pengeluaran produk dari dalam mold (cetakan). Mungkin masih banyak type kontruksi molding yang ada, disini di jelaskan secara umum yang di gunakan.

  1. Slider Mold
  2. Striper Mold
  3. Split Cavity Mold
  4. Unscrewing Mold
  5. Stack Mold
  6. Hot Runner Mold
  7. Rotating Mold
  8. Special Mold
  9. Dll

1. Slider Mold
Mold di buat berdasarkan penanganan produk, yaitu pada produk terdapat undercut (terdapat bagian yg menghalangi jika menggunakan standard mold (2 plate / 3 plate) pada produk tersebut) Biasanya terdapat lubang, bushing, pin atau rib pada sisi luar produk. Jika undercut berara di dalam mold mengunakan angular ejector.
Slider Mold
Slider Mold
2. Striper Mold
Type kontruksi mold ini berdasarkan saat pengeluaran produk dari dalam cetakan, kontruksi dasarnya bisa menggukan 2 plate atau 3 plate. Banyak digunakan pada part-part besar dan relatif sulit untuk menggunakan ejector pin pada saat pengeluaran produk.
Striper Mold
Striper Mold
 3. Split Cavity Mold.
Biasa di gunakan untuk part-part yang simetris tetapi memiliki banyak undercut pada sisi luarnya. seperti produk dengan ulir diluarnya.
Striper Mold
Striper Mold
 4. Unscrewing Mold
Hampir kebalikan dari Split Cavity Mold yg bisa ada ulir luar, maka Unscrewing Mold lebih sering di gunakan untuk ulir dalam. Terdapat roda-roda gigi yang di gerakkan mengunakan motor atau rack pada mold.nya. Biasa terdapat pada tutup-tutup botol yang berulir.
Unscrewing Mold
Unscrewing Mold
 5. Stack Mold
Ini pengembangan dari 2 plate mold dengan jumlah cavity yang banyak biasanya lebih dari 8 cavity. Kontrusksi ini sangat sulit karena terdapat 2 pasang core dan cavity yang saling membelakangi.
 Stack Mold
Stack Mold
6. Hot Runner Mold
Mold menggunakan Hot Runner (sebuah part dengan heater) sehingga mold tidak menghasilkan runner (scrap) juga sering di sebut sebagai Runner Less Mold. Penggunaan Hot Runner ini sekarang sering dipakai karena sebagai pengehematan penggunaan runner yg nantinya "tidak terpakai".
Hot Runner Mold
Hot Runner Mold
7. Rotating Mold ( 2+2)
Molding ini termasuk kontruksi molding yang rumit dan juga membutuhkan mesin injection yang special juga. Banyak di gunakan untuk membuat produk dengan dua material dalam satu produk. seperti gagang sikat gigi terdapat plastik yang keras dan yang lunak dalam 1 produk.
Rotating Mold ( 2+2)
Rotating Mold ( 2+2)

8. Special Mold
Ini adalah gabungan dari beberapa kontruksi mold karena kebutuhan produk, cara pengeluaran produk dan lain sebagainya. Mungkin bisa gabungan dari 2 sampai 3 kontruksi didalam 1 mold.
Special Mold


Sumber gambar
- Dari berbagai sumber di internet

Proses Molding


Process Injection Molding
Process Injection Molding
Menurut wikipedia, begini prosesnya..

Termoplastik dalam bentuk butiran atau bubuk ditampung dalam sebuah hopper kemudian turun ke dalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi) di mana ia dilelehkan oleh pemanas yang terdapat di dinding barrel dan oleh gesekan akibat perputaran sekrup injeksi. Plastik yang sudah meleleh diinjeksikan oleh sekrup injeksi (yang juga berfungsi sebagai plunger) melalui nozzle ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air. Produk yang sudah dingin dan mengeras dikeluarkan dari cetakan oleh pendorong hidraulik yang tertanam dalam rumah cetakan selanjutnya diambil oleh manusia atau menggunakan robot. Pada saat proses pendinginan produk secara bersamaan di dalam barrel terjadi proses pelelehan plastik sehingga begitu produk dikeluarkan dari cetakan dan cetakan menutup, plastik leleh bisa langsung diinjeksikan.

Jendela proses atau juga disebut Molding Area Diagram adalah sebuah indikator seberapa jauh kita bisa memvariasikan proses dan masih bisa membuat produk yang memenuhi syarat. Idealnya jendela proses cukup lebar sehingga bisa mengakomodasi variasi alami yang terjadi selama proses injeksi. Jika jendela proses terlalu sempit maka ada risiko menghasilkan produk yang cacat akibat variasi proses injeksi berada di luar jendela. Jendela proses berbeda-beda untuk tiap resin karena masing-masing resin memiliki titik leleh (temperatur transisi gelas, Tg) yang berbeda-beda.

Jika temperatur proses terlalu rendah maka ada kemungkinan material tidak meleleh dan jika meleleh maka viskositasnya sangat tinggi sehingga memerlukan tekanan injeksi yang sangat tinggi. Jika tekanan injeksi terlalu tinggi maka akan menimbulkan flash atau burr pada garis pemisah cetakan akibat gaya pencekaman lebih kecili dari tekanan injeksi. Dan jika temperatur proses terlalu tinggi maka material akan mengalami kerusakan atau terbakar.

Beberapa contoh process termolastik lainnya

Process blow molding
Process blow molding
Blow molding banyak di gunakan pada saat pembuatan botol atau produk-produk yang berongga di dalamnya yang tidak memungkinkan di buat dengan injection molding. Terdapat beberapa step processnya mulai dai pembetukan parrison, peniupan dengan angin di lanjutkan dengan plastisasi dan pengeluaran product. Beberapa model blow dapat juga terdiri dari beberapa stage mulai dari seperti diatas hingga pembuatan label langsung di molding.nya

Process extrusion molding
Process extrusion molding
Extrusion molding sering di gunakan untuk pembuatan poduk-produk dengan bentuk yang sama tetapi berkelanjutan, seperti pipa atau pelindung kabel plastik.

Sumber
- Wikipedia
- agpa.uakron.edu

Material Plastik


Sebagai bahan dasar yang akan di masukkan/dicetak adalah plastik, perlu kiranya kita mengenal jenis-jenis plastik.

Material Plastik
Contoh Material Plastik
Saat ini begitu banyak jenis-jenis material plastik yang ada, material tersebut digunakan berdasarkan kegunaan dari produk yang akan dihasilkan. Ada material yang dibuat untuk lebih cenderung kearah kekuatan, ada yang di buat untuk ketangguhan atau di buat yang ramah dengan makan.

Secara umum dibagi menjadi 2 bagian besar
1. Themosetting  Plastic
Jika dipanaskan menjadi lunak (tidak mencair). Sekali mengeras meskipun dipanaskan tidak akan menjadi lunak lagi.

2. Thermoplastic
Jika dipanaskan akan menjadi lunak dan mencair. Untuk jenis ini bisa di daur ulang atau digunakan kembali dengan cara dipanaskan kembali.

Macam-macam material plastik yang umum digunakan pada produk-produk yang ada di sekitar kita.
  • ABS = Acrylonitrile-butadiene-styrene
  • AS = Acrylonitrile-styrene resin
  • HDPE = High-density polyethylene plastics
  • HIPS = High impact polystyrene
  • LDPE = Low-density polyethylene plastics
  • PA = Polyamide (nylon)
  • PBT = Poly(butylene terephthalate)
  • PC = Polycarbonate
  • PE = Polyethylene
  • PET = Poly(ethylene terephthalate)
  • POM = Polyoxymethylene, polyacetal
  • PP = Polypropylene
  • PS = Polystyrene
  • PVC = Poly(vinyl chloride)

Sebenarnya masih banyak jenis-jenis plastik yang digunakan

Kode Material Plastik


Kode Material Plastik
Kode Material Plastik

Sebelumnya kita telah membahas tentang jenis-jenis material yang digunakan pada produk yang kita gunakan sehari-hari. Saat kita perhatikan secara baik biasanya terdapat gambar segitiga dengan anak panah yg berupa simbol "recycle" dan nomor pada tengah-tengah segitiga tersebut dan terkadang ada nama material di bawahnya.

Mengapa perlu di informasikan jenis-jenis material tersebut?

1. Setiap material plastik dibuat dengan karakteristik yang berbeda-beda, sehingga sudah di standar-kan kegunaan masing-masing jenis plastik tersebut.
2. Karena sudah standar maka kita harus berhati-hati dalam penggunaan produk tersebut. misalnya produk yang seharusnya hanya untuk penggunaan luar di gunakan untuk makan.

Sekarang kita akan membahas satu per satu kode material pada plastik seperti gambar diatas

1.PETE / PET (polyethylene terephthalate)
Jernih, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan air, melunak pada suhu 80° C. biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang (botol-botol minuman ringan). Botol-botol dengan bahan dengan kode 1 direkomendasikan hanya untuk sekali pakai.
Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas.

2.HDPE (high density polyethylene)
Keras hingga semi fleksibel, tahan terhadap bahan kimia dan kelembaban, permeabel terhadap gas, permukaan berlilin (waxy), buram (opaque), mudah diwarnai, diproses dan dibentuk, melunak pada suhu 75° C. yang ini juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian. Botol yang sudah lama akan terlihat kusam atau terlihat baret-baret.
Biasa ditemukan pada botol-botol shampo, sabun cuci baju dan cairan-cairan pembersih.

3.V / PVC (polyvinyl chloride)
Kuat, keras, bisa jernih, bentuk dapat diubah dgn pelarut, melunak pada suhu 80° C.
PVC adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
Biasa di temukan pada pipa-pipa air.

4.LDPE  (low density polyethylene)
Mudah diproses, kuat, fleksibel, kedap air, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, melunak pada suhu 70° C. LDPE biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode #4 dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan #4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.

5. PP (polypropylene)
Keras tapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak, melunak pada suhu 140° C. PP adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik.
Ditemukan juga pada part-part elektronik

6.PS (polystyrene)
Jernih seperti kaca, kaku, getas, buram, terpengaruh lemak dan pelarut, mudah dibentuk, melunak pada suhu 95° C.Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.
Biasa di temukan pada rak-rak pada kulkas, part-part elektronik

7.PSE (Expanded Polystyrene)
Bentuk busa, ringan, getas, kaku, biasanya berwarna putih.

8.Other – Lainnya (misalnya polikarbonat)
Keras, jernih, tahan panas. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Hindari bahan plastik Polycarbonate.

Dikutip dari
- Berbagai Sumber Internet



Struktur Mold Base 2 Plate

Seperti yang pernah di bicarakan sebelumnya pada klasifikasi molding, terdapat dua kontruksi dasar dari molding yaitu two plate dan three plate. Disini akan diberikan informasi tentang struktur dari masing-masing kontruksi dasar ( two plate dan three plate).
Struktur kontruksi moldbase terdiri dari plat-plat yang di gabungkan dan bergerak secara mekanis pada umumnya, tetapi ada juga yang bergerak karena hydrolysis atau pneumatic  pada molding-molding spcesial.
Plat-plate tersebut terbuat dari baja dengan rekruitment umum sebagai berikut.
  1. Mudah di process machining
  2. Tidak mudah korosif
  3. Mudah di bersihkan
  4. Harga murah
  5. dll
Kontruksi dasar moldbase yang paling standart adalah two plate, struktur plat pada mold two plate sebagai berikut.
Moldbase Two Plate
Moldbase Two Plate
Struktur mold two plate tidak selalu seperti pada gambar diatas umumnya terdapat 4 varian dengan beberapa kombinasi. Berikut keterangan dari struktur plat-plat baja tersebut.

1. Adaptor Plate - 1 (Top Plate / Fix Clamping Plate)
Berfungsi untuk mengikatkan (menempelkan) mold dengan Machine Stationary Plate.

2. Mold Stationary (Plate A / Cavity Plate)
Untuk membuat product pada sisi cavity atau tempat menaruh Cavity Insert

3. Stripper Plate
Berfungsi untuk menaruh sebagian sisi produk atau membantu mengeluarkan produk dari molding.

4. Mold Move (Plate B / Core Plate)
Untuk membuat produk dari sisi core atau menaruh Core Insert. 

5. Presure Plate (Support Plate / Core Back-Up Plate)
Berfungsi untuk nemahan presure yang terjadi saat process injection atau menahan Core Insert.

6. Spacer Block
Membererikan jarak pada pada saat ejector bergerak maju dan mundur, atau stroke untuk mengeluarkan produk dari molding.

7. Ejector Plate - 1 (Ejector Plate)
Digunakan untuk menaruh ejector-ejector pin, ejector angular dan return pin.

8. Ejector Plate - 2 (Ejector Retainer Plate)
Untuk menahan / mengikat ejector-ejector supara tidak lepas, dan plat ini yang akan di dorong oleh ejector rod pada machine injection.

9. Adaptor Plate - 2 (Bottom Plate / Moveable Calmping Plate)
Berfungsi untuk mengikatkan (menempelkan) mold dengan Machine Moveable Plate.

10.  Bushing Guide Pin
Meng-guide Core dan Cavity supaya posisinya tidak bergeser.   

11. Bushing Stripper Plate
Meng-guide Core dan Cavity supaya posisinya tidak bergeser.   

12. Guide Pin
Meng-guide Core dan Cavity supaya posisinya tidak bergeser.

13. Return Pin
Mengembalikan posisi ejector plate ke posisi nol (semula). Biasanya berjumlah 4 buah dan simetris.

Macam-macam kombinasi struktur plate pada mold 2 plate:
Kombinasi struktur mold 2 plate
Kombinasi struktur mold 2 plate