Part Mold 2 Plate

Sebagai sebuah kontruksi, tentunya terdapat banyak part-part yang tersusun di dalamnya. Part-part tersebut memiliki nama dan fungsi masing-masing, untuk menunjang mekanisme kerja sebuah kontruksi molding.
Berikut adalah part-part standart yang di gunakan dalam mold 2 plate adalah sebagai berikut. part-part tersebut ada yang dapat di beli (langsung di gunakan) atau harus di buat sendiri berdasarkan pesanan dari design mold.
Part-part mold 2 plate
Part-part mold 2 plate

1. Adaptor Plate - 1 (Top Plate / Fix Clamping Plate)
Berfungsi untuk mengikatkan (menempelkan) mold dengan Machine Stationary Plate.

2. Mold Stationary (Plate A / Cavity Plate)
Untuk membuat product pada sisi cavity atau tempat menaruh Cavity Insert

3. Mold Move (Plate B / Core Plate)
Untuk membuat produk dari sisi core atau menaruh Core Insert.

4. Ejector Plate - 1 (Ejector Plate)
Digunakan untuk menaruh ejector-ejector pin, ejector angular dan return pin.

5. Ejector Plate - 2 (Ejector Retainer Plate)
Untuk menahan / mengikat ejector-ejector supara tidak lepas, dan plat ini yang akan di dorong oleh ejector rod pada machine injection.

6. Spacer Block
Membererikan jarak pada pada saat ejector bergerak maju dan mundur, atau stroke untuk mengeluarkan produk dari molding.

7. Adaptor Plate - 2 (Bottom Plate / Moveable Calmping Plate)
Berfungsi untuk mengikatkan (menempelkan) mold dengan Machine Moveable Plate.

8. Cavity (Insert Cavity)
Part empat sebagian produk pada sisi cavity berada, biasanya posisi terluar yang paling bagus permukaannya berada disini.

9. Core (Insert Core)
Part tempat sebagian produk pada sisi core, biasanya posisi dalam dari produk yang tidak terlihar, seperti rib, bushing atau locking dll

10. Guide Pin
Meng-guide Core dan Cavity supaya posisinya tidak bergeser.

11.  Bushing Guide Pin
Meng-guide Core dan Cavity supaya posisinya tidak bergeser. 

12. Return Pin
Mengembalikan posisi ejector plate ke posisi nol (semula). Biasanya berjumlah 4 buah dan simetris.

13. Spring
Berfungsi untuk membantu mengenbalikan posisi ejector plate pada posisi semula.

14. Locating Ring
Berguna untun meluruskan antara mold dengan nozzle dari mesin injection

15. Sprubush
Tempat lewatnya material plastik yang berasal dari nozzle yang di sebut runner.

16. Ejector Pin
Untuk mengeluarkan produk dari dalam core atau molding dan mudah di ambil (oleh operator, robot atau di jatuhkan)

17. Ejector Rod
Untuk mendorong ejector plate saat mengeluarkan (ejecting) produk yang di dorong oleh rod dari mesin injection.

18. Niplle
Tempat masuk dan keluarnya cairan pendingin berupa air atau oli (jarang sekali)

19. O-ring Cavity
Sebagai skat antara lubang cooling Cavitydan Mold Stationary  supaya air tidak bocor.

20. Baffle
Pembatas jalur cooling jika menggukana cooling system tank.

21. O-ring Core
Sebagai skat antara lubang cooling Core dan  Mold Move supaya air tidak bocor.

22. Stoper Ring
Sebagai pembatas ejector retainer dan adaptor plate-2 atau membantu saat adjusment ejector pin.

Terlihat pada produk gate/runner masih menempel pada produk, sehingga di perlukan prosess ke dua yaitu pemotongan gate (sebaiknya pada saat part baru keluar dari mold/ mesin injection)

Shrinkage

Shrinkage pada plastik adalah nilai penyusutan yang terjadi pada material setelah di masukkan kedalam mold. Sebelum mendesign cavity dan core produk ditambahkan dengan shrinkage material pembuat produk tersebut. sehingga saat prosess injection molding dan terjadi penyusutan produk akan kembali kebentuk/dimensi yang diinginkan.
Nilai shrinkage pada material plastik biasanya di tuliskan dalam persen. Nilai shrinkage memiliki range yang berbeda-beda dari setiap mareial plastik. Ada yang memiliki nilai penyusutan besar ada pula yang memiliki nilai penyurutan yg kecil.
Mengapa perlu ditambahkan nilai shrinkage, karena saat di masukkan kedalam mold material plastik dalam keadaan panas dengan temperatur tertentu, hingga pada dasarnya sesuatu yang di panaskan akan memuai, sehingga saat pendinginan akan terjadi penyusutan kembali, yang di harapkan kembali keposisi semula.
Shrinkage Plastic
Shrinkage
Jika nilai shrinkage adalah A dan ukuran pembuat molding adalah Lo atau To dan volume penyusutan adalah Delta L dan Delta T maka:

Delta L = A x Lo
Delta T = A x To

Besar kecilnya nilai shrinkage biasanya di tentukan oleh banyak faktor baik faktor dari materialnya maupun dari faktor produk, cetakannya (mold) atau saat prosess injection molding. Biasanya produsen memberikan range (jarak) tertentu besaran nilai shrinkage plastik.
Dibandingkan dengan plastik non kristal, plastik kristal memiliki rasio penyusutan yang besar dan fluktuasi perubahannya pun besar. Rasio penyusutan plastik kristal yang besar dikarenakan penyusutan perubahan bentuk yang besar dan penurunan volume perbandingan yang besar saat berubah bentuk dari cair ke bentuk padat adalah faktor penyebabnya.
Kemudian, plastik yang mengandung filter seperti fiber glass memiliki nilai shrinkage yang kecil, sehingga fluktuasi perubahannya kecil dan cocok untuk penggunaan poduk dengan tingkat ke presisian yang tinggi.
Shrinkage biasanya mengarah kecenter dari produk atau mengarah ke center grafity produk tetapi terkadang tidak jarang juga tidak sesuai dengan teori yang ada pada beberapa jenis material seperti POM.
Berikut adalah tabel beberapa nilai shrinkage material plastik yang umum dipakai.

MaterialShrinkage (%)
PS (Polystyrene)04 - 0.7
ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene)0.4 - 0.9
PP (Polypropylene)1.0 - 2.5
PC (Polycarbonate)0.5 - 0.7
POM (Polyoxymethylene Polyformsldehyde)2 - 2.5)
PBT (Poly Butyrene Terephthalate)1.5 - 2.0
PET (Polyethylene Terephthalate)2 - 2.5
LDPE (Low Density Polypropylene)1.5 - 5.0
PA (Polyamide)0.5 - 1.5

Sebaiknya untuk urusan nilai srinkage ini sebaiknya ditanyakan langsung kepada makernya dan desing produk.nya, karena nilai shrinkage akan berbeda-beda tergantung dari makernya itu sendiri. Atau mungkin janis material tersebut sudah mendapatkan perlakuan khusus oleh maker material terebut.